Minggu, 16 November 2014

Menangkap Burung Ciblek



Halo kicau mania, kali ini saya akan posting mengenai bagaimana cara menangkap burung ciblek atau perenjak jawa.
Sebelum menangkap burung ciblek tentunya para kicau mania harus mengenal burung ciblek atau perenjak jawa, bak kata pepatah tak kenal makanya tak sayang. Burung ciblek termasuk burung berkicau yang diperlombakan seperti layaknya kacer dan murai batu

Nah untuk menangkap burung ciblek, ada beberapa cara misalnya menggunakan getah (biasa disebut dipikat) dan membawa burung ciblek yang sudah gacor sebagai pemikat untuk memanggil ciblek liar. Kadang-kadang hanya bermodalkan HP yang ada suara burung ciblek, juga bisa digunakan untuk memikat. Ada juga dengan cara dijerat menggunakan jaring dan masih banyak cara-cara lainnya untuk menangkap burung ciblek.
Kali ini saya akan sharing pengalaman dan tips menjerat burung ciblek. Sebelum mulai menjerat ada beberapa peralatan yang harus anda persiapakan yaitu :
1.       Jaring
(Tentu saja,,,,kalau gak ada jaring bukan menjerat namanya bro....hahahah)
Jaring untuk menjerat burung terbuat dari benang warna hitam, biasanya ada dijual di toko-toko makanan burung / unggas
2.       Kayu atau bambu panjang sekitar 4 s/d 5 meter
Digunakan sebagai tiang untuk memasang jaring
3.       Tali
Untuk mengikat ujung-ujung jaring
4.       Air minum dan cemilan secukupnya..... (bercanda bro)
Setelah seluruh peralatan yang dibutuhkan tersedia, proses selanjutnya adalah memasang jerat. Pada awalnya saya menduga bahwa memasang jerat burung itu mudah, tinggal pasang, lihat dan ambil burung yang dapat. Ternyata tidak semudah itu, ada banyak faktor yang harus dipertimbagkan, jika tidak hasilnya tidak akan memuaskan bahkan bisa saja tidak ada hasil sama sekali (alias bolok dalam istilah batu domino) walaupun jerat dipasang sejak pagi sampai sore.
Kali ini saya akan berbagi tips kepada kicau mania tentang “faktor apa saja yang harus di pertimbagkan sebelum memasang jerat burung”, antara lain :
1.       Ukuran Jaring yang digunakan, jika anda ingin menjerat burung seukuran ciblek (burung berukuran kecil) sebaiknya gunakanlah jaring nomor 3, karena lebih rapat dibanding jaring no besar.
Pengalaman saya saat menjerat burung ciblek, saya pernah gunakan jaring no 5, memang ada burung ciblek yang nyangkut, akan tetapi hanya dengan sedikit kepakan atau gerakan oleh ciblek, si ciblek dengan mudah berhasil meloloskan diri
2.       Pemasangan jaring harus berkantong dan tidak boleh terlalu tegang
Biasanya panjang jaring burung 14 meter dan lebar 4 meter (tiap 1 meter terdapat 1 ujung yg nanti diikatkan ke tiang)
Jarak antara ujung jaring paling atas dengan ujung jaring dibawahnya tidak boleh terlalu jauh dan sebaiknya dibuat agak rapat, supaya terdapat kantong jaring antara ujung paling atas dengan ujung dibawahnya, begitu juga dengan ujung-ujung selanjutnya. Begitu juga saat tiang-tiang, sebaiknya antara tiang 1 dengan tiang 2, agar tidak terlalu jauh supaya jaring tidak terlalu tegang, tetapi juga jangan terlalu kendor (maksudnya bro.....yg sedang-sedang saja,,,,oche!!!)
3.       Jalur atau lintasan burung ciblek,
Anda harus mengetahui, dimana saja jalur atau lintasan burung ciblek? ke mana saja si ciblek biasa hinggap atau bertengger?
Pengalaman saya saat menjerat burung ciblek, karena pemasangan jaring tidak sesuai dengan lintasan ciblek, yang dapat bukannya burung ciblek malahan yang dapat burung layang-layang
4.       Ketahui  kebiasaan burung ciblek
Pada dasarnya burung ciblek adalah burung semak, pada pagi hari sekitar pkl 8.00 s/d 9.00 WIB, si ciblek baru keluar dari sarangnya untuk mandi dan mencari makan, tetapi kalau cuaca tidak panas atau mendung, biasanya ciblek akan keluar dari sarangya sekitar pkl 10.00 s/d 12.00 WIB. Pada sore hari ciblek akan kembali ke sarangnya.
Jadi kalau rekan kicau mania ingin pasang jaring mulai hari ini sampai minggu depan tidak dibuka buka, hasilnya tentu tidak akan maksimal karena si ciblek tidak keluar sarang pada malam hari. Kasihan kan sm jaringnya, burung gak dapat tp jaring makin rapuh. 

Inilah hasilnya:
Posisi jaring
Ciblek masih liar

Silahkan dicoba, jangan lupa mampir di kicau mania. Semoga sukses.

Kamis, 13 November 2014

Mengenal burung ciblek atau prenjak jawa



Burung Ciblek atau ciblek jawa atau Prenjak jawa adalah sejenis burung berkicau dengan ukuran kecil dan ramping, dengan panjang total (diukur dari ujung paruh hingga ujung ekor) sekitar 13 cm. Hampir seluruh sisi atas badan berwarna coklat hijau-zaitun. Tenggorokan dan dada putih, perut dan pantat kekuningan. Sisi dada dan paha keabu-abuan. Ciri khasnya sayap dengan dua garis putih, serta ekor panjang dengan ujung berwarna hitam dan putih.
Paruh panjang runcing, sebelah atas berwarna kehitaman dan sebelah bawah kekuningan. Kaki langsing dan rapih berwarna coklat kemerahan atau merah jambu.
Burung ciblek senang bergerombol 3 s/d 5 ekor sering ditemui di tempat terbuka atau daerah bersemak di taman, pekarangan, tepi sawah, hutan sekunder, bahkan hingga ke hutan bakau kadang ada juga di perkebunan teh. Mereka sering terlihat berkejaran sementara mencari makanan di antara semak-semak, sambil berbunyi-bunyi keras cwuit-cwuit-cwuit.. ciblek-ciblek-ciblek-ciblek.. ! Ekor yang tipis digerakkan ke atas saat berkicau.
Mencari mangsanya yang berupa aneka serangga dan ulat, burung ciblek berburu mulai dari permukaan tanah hingga tajuk pepohonan. Burung ini membuat sarangnya di rerumputan atau semak-semak hingga ketinggian sekitar 1,5 m di atas tanah. Sarang berbentuk bola kecil dianyam dari rerumputan dan serat tumbuhan.
Sebelum tahun 1990-an, burung ini bisa dibilang tidak memiliki nilai ekonomi, sehingga banyak dibiarkan bebas dan liar seperti halnya burung gereja atau burung pipit. Sifatnya yang mudah beradaptasi dan tidak takut pada manusia menyebabkan populasi burung ini cukup tinggi pada wilayah-wilayah yang sesuai.
Akhir-akhir ini, burung cibelk mulai banyak diburu orang untuk diperdagangkan terutama di Jawa. Apalagi burung ini mudah dijumpai di wilayah perkebunan dan memiliki keistimewaan mudah jinak. Sifat jinaknya membuat ia mudah ditangkap dengan cara dipikat yaitu memakai bantuan cermin di dalam sangkar. Burung yang tertarik dengan bayangannya sendiri akan terjebak di dalam sangkar.
Cara lain adalah dengan memasang jerat atau rajut di sekitar sarangnya, atau dengan perangkap getah pada tempat-tempat tidurnya di waktu malam. Para penangkap burung yang terampil, bahkan tidak jarang hanya bermodalkan senter, kehati-hatian dan kecepatan tangan menangkap burung yang tidur di malam hari.
Sayang sekali burung berkicau ini mudah stres dan mati dalam pemeliharaan, terutama apabila yang ditangkap adalah burung dewasa. Belum lagi jika pemeliharanya tidak berpengalaman. Namun ini agaknya tidak menyurutkan minat para penangkap burung untuk terus memburunya. Sampai sekarang, burung ini masih sulit untuk dibiakkan.
Dalam pemeliharaan biasanya burung ini sering diberi makanan berupa kroto (tempayak dan anak semut rangrang), ulat hongkong, serta pelet (voer).
Untuk membedakan kelami ciblek cukup gampang-gampang susah tergantung pengalaman, biasanya cibelk Jantan memiliki ukuran tubuh lebih besar dan aktif berkicau. Ekor lebih panjang dan warna sayap yang lebih gelap.
Cara lain membedakan jenis kelami ciblek, dilihat dari warna paruh bagian bawahnya,
1.    Betina dewasa : Paruh bawah berwarna putih pucat
2.    Jantan dewasa : Paruh bawah seluruhnya berwarna hitam
3.    Jantan muda : Paruh bawah berwarna putih dan ujungnya hitam

Apabila ciblek masih muda, bisa dibedakan melalui kuku jari :
1.  Jantan : Kuku jari kaki yang berwarna kusam 
2. Betina : Kuku jari kaki bersih

Sekian dulu ulasan Uda tentang Mengenal burung ciblek atau prenjak jawa, 
semoga bermanfaat!

Burung berkicau



Hallo sobat selamat datang di blog Uda.
Anda suka burung berkicau? mari simak ulasang Uda tentang burung berkicau. Indonesia merupakan negara yang kaya akan fauna, khususnya burung. Dari sabang sampai merauke banyak sekali jenis-jenis burung yang indah-indah, tidak jarang burung tsb merupakan ciri khas suatu daerah, bisnis burung dan penggemar burung/penghobi makin hari makin banyak seiring dengan pengetahuan masyarakat tentang burung. Kali ini Uda akan mengelompokkan burung menjadi dua kelompok... (kayak kelompok capir masa TV hitam putih dulu aja......cik...cik...)
Pada dasarnya burung tsb dapat dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu burung berkicau dan burung tidak berkicau, kali ini Uda akan membahas tentang burung berkicau Murai batu dan kacer.

1.    Murai Batu


Sejak 5 tahun terakhir ini peminat burung murai batu makin hari makin meningkat, selain burung ini indah, dia juga burung berkicau cerdas terbaik untuk ukuran burung lokal Indonesia, tak jarang di beberapa tempat dilakukan turnamen kicau burung.

Burung ini memiliki suara yang bagus dan bisa menirukan suara burung lain yang biasa disebut “isian” tanpa menghilangkan kicauan aslinya, makin banyak kicau yang mampu di tiru oleh murai batu tsb, makin besar pula peluangnya untuk memenangkan turnamen kicau, sudah tentu diiringi dengan harga yang selangit. Untuk membuat burung murai batu agar rajin berkicau atau biasa disebut gacor, membutuhkan perawatan dengan kesabaran dan keuletan serta banyak cara yang harus dilakukan pemiliknya.

Beberapa jenis burung Murai Batu yang banyak dikenal di Indonesia adalah Burung Murai Batu Kalimantan/Borneo, Murai Batu Jambi, Murai Batu Medan, Murai Batu Aceh, dan Murai Batu Lampung. Di pasaran, kisaran harga murai batu mulai dari Rp 600 ribu - Rp 3,5 juta (dari berbagai jenis), dan jika sudah gacor, sudah ikut kontes dan bahkan mendapat juara harganya akan selangit tanpa bandrol

2.    Kacer

Di Indonesia burung ini mulai langka karena penangkapan yang berlebihan untuk dipelihara. Mitos zaman dulu di daerah perkampungan khususnya di Sumatra, burung ini dianggap sebagai tanda tanda musibah, jika burung kacer berkicau biasanya tidak jauh dari tempat itu akan ada orang yang meninggal.

Belakangan ini karena kicauannya yang merdu dan bisa menirukan kicauan burung lain tanpa meninggalkan kicauan khasnya, menjadikan burung ini diburu oleh penghobi burung. Burung ini berwarna hitam dan putih dengan ekor yang panjang. Ekornya terangkat ke atas jika mereka sedang mencari makanan di tanah atau kadang ketika sedang bertengger. Di pasaran, kisaran harga kacer mulai dari Rp 150 ribu - Rp 1,5 juta, jika sudah gacor dan sudah ikut kontes, bahkan sudah mendapat juara harganya akan selangit tanpa bandrol

Sekian dulu ulasan Uda tentang burung Murai Batu dan Kacer, semoga bermanfaat!