Burung Ciblek atau ciblek jawa atau Prenjak jawa
adalah sejenis burung berkicau dengan ukuran kecil dan ramping, dengan panjang total (diukur
dari ujung paruh hingga ujung ekor) sekitar 13 cm. Hampir seluruh sisi atas
badan berwarna coklat hijau-zaitun. Tenggorokan dan dada putih, perut dan
pantat kekuningan. Sisi dada dan paha keabu-abuan. Ciri khasnya sayap dengan dua garis putih, serta
ekor panjang dengan ujung berwarna
hitam dan putih.
Paruh panjang runcing, sebelah atas berwarna kehitaman
dan sebelah bawah kekuningan. Kaki langsing dan rapih berwarna coklat kemerahan
atau merah jambu.
Burung ciblek senang bergerombol 3 s/d 5 ekor sering
ditemui di tempat terbuka atau daerah bersemak di taman, pekarangan,
tepi sawah, hutan sekunder, bahkan hingga ke hutan bakau kadang ada juga di perkebunan
teh. Mereka sering terlihat
berkejaran sementara mencari makanan di antara semak-semak, sambil
berbunyi-bunyi keras cwuit-cwuit-cwuit..
ciblek-ciblek-ciblek-ciblek.. ! Ekor yang tipis digerakkan ke atas
saat berkicau.
Mencari mangsanya yang berupa aneka serangga dan ulat,
burung ciblek berburu mulai dari permukaan tanah hingga tajuk pepohonan. Burung
ini membuat sarangnya di rerumputan atau semak-semak hingga ketinggian sekitar
1,5 m di atas tanah. Sarang berbentuk bola kecil dianyam dari rerumputan dan
serat tumbuhan.
Sebelum tahun 1990-an, burung ini bisa dibilang tidak
memiliki nilai ekonomi, sehingga banyak dibiarkan bebas dan liar seperti halnya
burung gereja atau burung pipit. Sifatnya yang mudah beradaptasi dan tidak
takut pada manusia menyebabkan populasi burung ini cukup tinggi pada
wilayah-wilayah yang sesuai.
Akhir-akhir ini, burung cibelk mulai banyak diburu
orang untuk diperdagangkan terutama di Jawa. Apalagi burung ini mudah dijumpai
di wilayah perkebunan dan memiliki keistimewaan mudah jinak. Sifat jinaknya membuat
ia mudah ditangkap dengan cara dipikat yaitu memakai bantuan cermin di dalam
sangkar. Burung yang tertarik dengan bayangannya sendiri akan terjebak di dalam
sangkar.
Cara lain adalah dengan memasang jerat atau rajut di
sekitar sarangnya, atau dengan perangkap getah pada tempat-tempat tidurnya di
waktu malam. Para penangkap burung yang terampil, bahkan tidak jarang hanya
bermodalkan senter, kehati-hatian dan kecepatan tangan menangkap burung yang
tidur di malam hari.
Sayang sekali burung berkicau ini mudah stres dan mati dalam
pemeliharaan, terutama apabila yang ditangkap adalah burung dewasa. Belum lagi
jika pemeliharanya tidak berpengalaman. Namun ini agaknya tidak menyurutkan
minat para penangkap burung untuk terus memburunya. Sampai sekarang, burung ini
masih sulit untuk dibiakkan.
Dalam pemeliharaan biasanya burung ini sering diberi
makanan berupa kroto (tempayak dan anak semut rangrang), ulat hongkong, serta
pelet (voer).
Untuk membedakan kelami ciblek cukup gampang-gampang
susah tergantung pengalaman, biasanya cibelk Jantan memiliki ukuran tubuh lebih
besar dan aktif berkicau. Ekor lebih panjang dan warna sayap yang lebih gelap.
Cara lain membedakan jenis kelami
ciblek, dilihat dari warna paruh bagian bawahnya,
1. Betina dewasa : Paruh bawah berwarna
putih pucat
2. Jantan dewasa : Paruh bawah seluruhnya
berwarna hitam
3. Jantan muda : Paruh bawah berwarna
putih dan ujungnya hitam
Apabila ciblek masih muda, bisa
dibedakan melalui kuku jari :
1. Jantan : Kuku jari kaki yang
berwarna kusam
2. Betina : Kuku jari kaki bersih
Sekian dulu ulasan Uda
tentang Mengenal burung ciblek atau prenjak jawa,
semoga bermanfaat!
semoga bermanfaat!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar